Topik : Pendidikan
Terdiri dari Paragraf Argumentasi
dan Paragraf Persuasi
Argumentasi
Pendidikan
Gratis Hanyalah Janji Belaka
Pada saat memasuki
musim kampanye, banyak para calon pemimpin yang mengumbar janji-janji mereka
untuk mendapatkan hati masyarakat. Mereka sadar bahwa masyarakat akan terbuai
oleh janji-janji manis mereka. Diantara banyaknya janji-janji manis mereka,
janji akan pendidikan gratislah yang sangat menggiurkan dan dapat melelehkan
hati masyrakat. Namun setelah mereka terpilih janji tersebut hanyalah sekedar
janji manis belaka karena nyatanya masih ditemukan pungutan-pungutan yang
memberatkan para orang tua di sekolah. Kenapa hal ini bisa terjadi? Sebenarnya
kita telah termakan oleh omongan-omongan calon pemimpin yang ingin
menggratiskan pendidikan. Padahal, pada kenyataannya pendidikan gratis
sangatlah mustahil untuk dilakukan kalaupun dilakukan akan tidak efektif
pelaksanaanya. Ada beberapa faktor yang bisa menguatkan statement di atas. Yang
pertama adalah, besarnya biaya pendidikan itu sendiri yang tidak mungkin bisa
ditanggung semua oleh pemerintah. Bayangkan saja ada berapa ribu anak yang
memerlukan pendidikan dari SD hingga SMA dan berapa banyak biaya yang
diperlukan oleh pemerintah untuk itu semua. Walupun mereka telah memberikan
keringanan SPP gratis, tetapi tetap saja itu tidak cukup karena sekolah butuh
biaya operasional sehari-hari seperti, air, listrik, alat tulis, dan lain-lain.
Hal itu juga belum termasuk biaya seragam dan buku yang harus dibayar oleh
orang tua. Selanjutnya adalah, jika digratiskan sekalipun, bantuan yang
diberikan oleh pemerintah tidak akan lancar, dengan kata lain pasti akan
tersendat. Hal ini akibat dari panjangnya proses yang harus dilewati oleh bantuan
tersebut dari pusat hingga ke sekolah-sekolah yang harus melewati beberapa
macam post dan juga ada kemungkinan terkena potongan-potongan. Sedangkan, biaya
operasional yang harus dikeluarkan oleh sekolah sangatlah mendesak. Jadi
janji-janji pendidikan gratis merupakan hal yang sangat mustahil untuk
dilakukan karena kata “gratis” identik dengan tanpa biaya sekalipun sedangkan
pada kenyataannya sekolah tetap meminta biaya seperti biaya seragam, buku dan
lain-lain. Lebih baik wacana pendidikan gratis diganti dengan pendidikan murah.
Persuasi
Gantungkanlah
Cita – Citamu Setinggi Langit
Manusia tentunya
memiliki cita – cita yang ingin dicapai dalam hidupnya. Cita – cita itu sendiri
adalah tujuan atau harapan yang akan dicapai di masa depan. Ketika kita kecil,
kita memiliki cita – cita yang sangat besar seperti menjadi dokter, guru,
pilot, bahkan presiden. Namun, mengapa setelah beranjak dewasa cita – cita
tersebut hilang dan terkesan seperti sebuah suatu kemustahilan ? Hal ini dikarenakan ketika sudah dewasa,
mereka cenderung lebih berpikir realistis sehingga mereka mengubah bahkan
menghilangkan cita – citanya. Padahal yang mereka lakukan itu adalah salah
besar. Marilah menggantungkan cita –
cita kita setinggi langit. Jangan takut bermimpi untuk mendapatkannya. Karena
pada dasarnya, manusia adalah apa yang ada di dalam pikiran mereka. Jika mereka
berpikir bahwa mereka adalah hebat, tentu mereka akan menjadi hebat, begitu
juga sebaliknya. Sudah banyak sekali
contoh – contoh orang sukses karena menggantungkan cita – citanya setinggi
langit. Contoh seorang pengusaha yang terkenal, Bob Sadino. Beliau bercita –
cita ingin menjadi orang kaya dan akhirnya saat ini beliau menjadi seorang
pengusaha tersukses di Indonesia. Coba bayangkan bila Om Bob tidak memiliki
cita – cita seperti itu, maka ia tidak akan menjadi seperti saat ini. Dengan menggantungkan mimpi kita setingi –
tingginya, maka kita akan terpacu untuk meraihnya. Kita juga akan berjuang
sekuat tenaga untuk mendapatkannya. Perkara kesampaian atau tidak itu urusan
terakhir, tetapi sudah menjadi ketentuan bahwa orang yang berusaha kerasa akan
mendapatkan hasil yang maksimal. Oleh
karena itu, marilah kita bermimpi dan gantungkanlah setinggi langit karena jika
pun jatuh kita akan tersangkut di atas bintang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar