BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Berkembangnya sebuah perusahaan bergantung kepada kegiatan internal dan eksternal pada perusahaan tersebut.Internal meliputi kegiatan dan sumber daya yang menjadi pondasi perusahaan tersebut dan eksternal yang merupakan perkembangan dalam dunia usaha secara umum.Perkembangan dalam dunia usaha itu lah yang menuntut agar sebuah perusahaan lebih meningkatkan kualitas pengelolaannya.
Dalam hal ini ativitas-aktivitas yang dijalankan oleh perusahaan haruslah berjalan dengan tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.Tujuan perusahaan dalam suatu perekonomian yang bersaing adalah untuk memperoleh laba maksimal sesuai dengan pertumbuhan perusahaan dalam jangka panjang.. Dengan hal tersebut maka perlulah suatu pengenalan mengenai perusahaan yang berkembang baik dari ciri – ciri, pengembangan usaha serta perluasan pasar.
Berdasarkan tugas yang kami peroleh, kami hanya membatasi penjelasan mengenai ciri – ciri dari perusahaan berkembang dari segi pengembangan usaha, cara kinerja dan perluasan pasar.
Perumusan Masalah
Berdasarkan penjelasan yang terdapat pada latar belakang masalah diatas, kami dihadapkan untuk mencari penjelasan dan mencari ciri-ciri dari perusahaan yang berkembang tersebut. Baik mengenai kinerja keuangan yang meliputi laporan keuangan dan peningkatan keuangan perusahaan tersebut.Begitu juga dengan perluasan baik dalam pengembang produk dan pengembang daerah pemasaran. Serta pengembangan usaha yang terbagi atas Go Public dan Kerjasama.
Ruang Lingkup Pembahasan
Dalam makalah yang kami buat ini, kami hanya akanmembahas tentang konsep kinerja kerja, kinerja keuangan, perluasan pasar dan pengembangan usaha pada perusahaan berkembang.
Metodologi Pemecahan Masalah
Dalam membahas permasalahan yang kami bahas mengenai Perusahaan yang Berkembang ini kami mendapatkan referensi berdasarkan pencarian melalui internet.
BAB II. PEMBAHASAN (Teori Pendukung)
A. Organisasi Yang Berkembang
1. GO PUBLIC DAN PERUSAHAAN TERBUKA (Tbk)
a. Definisi Go Public
Kegiatan penawaran saham atau obligasi untuk di jual kepada umum untuk pertama kalinya. Merupakan sarana pendanaan usaha melalui pasar modal, yaitu dapat berupa penawaran umum saham maupun penawaran umum obligasi.
b. Go Public (Penawaran Umum)
Meliputi kegiatan berikut:
a. Periode pasar perdana
b . Penjatahan saham
c . Pencatatan efek di bursa
c. Perbedaan perusahaan Tidak Go Public dengan Go Public Tidak Go Publik
a . Persyaratan pengungkapan minimum tidak mutlak
b . Jumlah pemegang saham terbatas
c . Kewajiban penyampaian laporan tidak mulak
d. Pemisahan antara pemilik dan manajemen bukan merupakan kebutuhan mendesak
e. Pergantian kepemilikan saham rendah
f. Tindakan manajeman tidak selalu menarik perhatian masyarakat
Go Public
a. Mutlak ditaati
b. Lebih dari 300 orang
Mutlak
a. Merupakan kebutuhan
b. Tinggi
c. Menjadi perhatian masyarakat
d. Manfaat Go Public
a. Dapat memperoleh dana yang relatif besar dan diterima sekaligus
b. Biaya Go public relatif murah
c. Proses relatif mudah
d. Pembagian deviden berdasarkan keuntungan
e. Penyertaan masyarakat biasanya tidak masuk dalam manajemen
f. Perusahan dituntut lebih terbuka, sehingga dapat memacu perusahaan meningkatkan profesionalisme
g. Memberikan kesempatan pada masyarakat untuk turut serta memiliki saham perusahaan, sehingga dapat mengurangi kesenjangan sosial
h. Go Public merupakan media promosi secara gratis
i. Memberikan kesempatan pada koperasi dan karyawan perusahaan untuk membeli saham.
e. Konsekuensi Go Public
a. Keharusan untuk melakukan keterbukaan (full disclosure)
b. Keharusan untuk mengikuti peraturan pasar modal mengenai kewajiban pelaporan
c. Gaya manejemen perusahaan berubah dari informal menjadi formal
d. Kewajiban membayar deviden bila perusahaan mendapatkan laba
e. Senantiasa berusaha meningkatkan tingkat pertumbuhan perusahaan
f. Membutuhkan tenaga, waktu, pengorbanan dan biaya.
f. Dana yang diperoleh dari Go Public digunakan untuk:
a. Ekspansi atau perluasan
b. Memperbaiki struktur permodalan
c. Meningkatkan investasi di anak perusahaan
d. Melunasi sebagian utang
2. JOINT VENTURE
a. Definisi Joint venture
Joint venture adalah kerja sama dua pihak atau lebih dalam bidang bisnis untuk membentuk sebuah perusahaan baru. Dua pihak tersebut boleh sama-sama dari dalam negeri maupun pihak luar negeri dan dalam negeri.
Friedman membedakan adanya 2 macam dalam joint venture:
A. Joint venture yang tidak melaksanakan penggabungan modal, sehingga hanya terbatas pada know-how, yang mencakup bidang tertentu. Know–how disini mencakup pada Technical service agreement, franchise and brand use agreement, contracts and rental agreements.
B. Equity Joint venture yaitu ditandai oleh partisipasi modal dari masing-masing venture. untuk membedakan jenis pertama dengan jenis kedua, friedman menggunakan istilah (Joint venture) untuk yang pertama, dan (equity joint venture) untuk jenis yang kedua.
b. Unsur-unsur dalam joint venture :
1. Kerjasama dua pihak atau lebih
Joint venture merupakan kerjasama antara dua pihak atau lebih yang sepakat untuk membentuk perusahaan baru dengan nama baru.
2. Ada modal
Dalam joint venture masing-masing pihak memberikan modal untuk disetor dan dipakai bersama untuk mengoperasikan perusahaan baru.
3. Ada surat perjanjian
Sebagian bentuk adanya kerjasama antara dua belah pihak, maka dalam joint venture harus ada surat perjanjian yang berfungsi untuk mengikat kedua belah pihak tersebut.Dalam joint venture karena banyak melibatkan orang lain, maka perlu diperhatikan dan diteliti apakah pihak yang akan diajak kerjasama tersebut adalah pihak yang bisa dipertannggung jawabkan.Dalam suatu perusahaan yang sedang berkembang tentu membutuhkan modal yang tidak sedikit. Apalagi bila perusahaan tersebut ingin memperluas bidang usahanya.Tentu harus dibutuhkan modal yang besar dan persiapan yang matang. Agar nantinya diharapkan menjadi perusahaan yang kokoh dan dapat bersaing dengan perusahaan sejenis. Banyak cara dilakukan agar dapat bersaing di dunia usaha saat ini. Untuk pemilik perusahaan yang mempunyai modal yang cukup besar, dengan jangkauan pemasaran yang luas mungkin tidak masalah bila ingin menambah jenis usahanya. Tetapi bagi perusahaan yang mempunyai kendala misalnya dalam bidang modal.
Hal itu dapat menjadi masalah untuk mengembangkan usahanya. Tetapi ada satu cara yaitu dengan melakukan Joint Venture (JV). Kalimat Joint Venture atau yang biasa disingkat JV biasa kita dengar.
Arti dari Joint Venture (JV) adalah bentuk usaha bersama, kongsi atau kerjasama. Joint Venture (JV) adalah suatu kerjasama yang melibatkan dua atau lebih peserta aktif sebagai mitra atau disebut aliansi strategis.
c. Contoh Perusahan JV :
· Perusahaan ASUS dan Gigabyte
· Gaikindo (Gabungan Agen Tunggal dan Asembler Kendaraan Bermotor)
· Asosiasi Panel Kayu Indonesia (APKINDO)
· LG.Philips Components (joint venture antara LG dengan Philips)
· NUMMI (joint venture antara General Motors dengan Toyota)
· Penske Truck Leasing (joint venture antara GE dengan Penske)
· Sony Ericsson (joint venture antara Sony dengan Ericsson)
· Verizon Wireless (joint venture antara Verizon Communications dengan Vodafone)
· Sony BMG Music Entertainment Sony Music Entertainment (joint venture antara (part of Sony) dengan Bertelsmann Music Group (part of Bertelsmann)
Keunggulan Joint Venture adalah sebagai berikut ini :
a. Sekutu lokal lebih memahami adat istiadat, kebiasaan dan Lembaga kemasyarakatan dilingkungan setempat.
b. Akses kepasar modal negara tuan rumah dapat dipertinggi oleh hubungan dan reputasi sekutu lokal.
c. Sekutu lokal mungkin memilki tehnologi yang cocok untuk lingkungan setempat.
Kelemahan Joint Venture adalah sebagai berikut:
a. Jika salah dalam memilih sekutu maka akan meningkatkan resiko politik yang dihadapi.
b. Dapat terjadi perbedaan pandangan antara sekutu lokal dengan perusahaan.
c. Adanya harga transfer produk atau komponen akan menimbulkan konflik kepentingan antara kedua belah pihak.
3. Trust
a. Pengertian Trust
Trust atau kepercayaan yaitu suatu kepercayaan dari atasan untuk bawahan atau sebaliknya. Hubungan tersebut merupakan hal yang sangat penting agar kerjasama dapat tercipta dengan efektif. Bentuk trust yang muncul sangat jelas terjadi ketika atasan dan bawahan saling mengenal Knowledge Based Trust atau pengetahuan berdasarkan kepercayaan , namun baik di awal hubungan mereka ketika mereka masih menjadi stranger atau orang asing. Contoh: Atasan yang memberikan suatu pekerjaan kepada bawahannya dengan penuh kepercayaan.
b. Trust (Real Estate Investment Trust/ REITs)
Merupakan instrumen investasi berupa surat berharga yang dapat dibeli oleh investor dari perusahaan lahan yasan yang menerbitkan REITs. Surat berharga ini mirip dengan surat saham yang mencerminkan kepemilikan atas sebuah perusahaan tertentu. Salah satu keunggulan REITs yaitu perlakuan khusus perpajakan, dimana di sejumlah negara, instrumen REITs ini bebas dari pajak penghasilan. Struktur REITs ini mirip dengan reksadana namun penempatan asetnya adalah pada instrumen properti. Sebagaimana layaknya perusahaan, maka REITs ini dapat bersifat “terbuka” yaitu ditawarkan/ diperjualbelikan pada bursa saham ataupun bersifat “tertutup”. Namun, untuk menikmati perlakuan khusus itu, REITs diharuskan membatasi kegiatan operasional dan investasinya. Chan, Ericksob & Wang (2003) dalam bukunya mengelompokkan ke dalam empat kelompok besar REITs, yaitu pembatasan atas: Struktur Kepemilikan, Struktur Manajemen, Kebijakan Keuangan, Jenis Pendapatan yang dapat dihasilkan dan Jenis Aset yang dapat dimiliki.
Trust juga merupakan suatu bentuk penggabungan/ kerjasama perusahaan secara horisontal untuk membatasi persaingan, maupun rasionalisasi dalam bidang produksi dan penjualan. Perusahaan-perusahaan yang ingin melakukan trust menyerahkan saham-sahamnya kepada Trustee (orang kepercayaan) untuk menerbitkan sertifikat sahamnya.
Trust adalah peleburan beberapa badan usaha menjadi sebuah perusahaan yang baru, sehingga diperoleh kekuasaan yang besar dan monopoli. Contoh: Bank Mandiri merupakan gabungan dari Bank Bumi Daya, Bank Dagang Negara,Bank Pembangunan Indonesia, dan Bank Ekspor Impor Indonesia
4. Kartel
a. Pengertian kartel
Kartel adalah kelompok produsen independen yang bertujuan menetapkan harga, untuk membatasi suplai dan kompetisi. Berdasarkan hukum anti monopoli, kartel dilarang di hampir semua negara. Walaupun demikian, kartel tetap ada baik dalam lingkup nasional maupun internasional, formal maupun informal. Berdasarkan definisi ini, satu entitas bisnis tunggal yang memegang monopoli tidak dapat dianggap sebagai suatu kartel, walaupun dapat dianggap bersalah jika menyalahgunakan monopoli yang dimilikinya. Kartel biasanya timbul dalam kondisi oligopoli, dimana terdapat sejumlah kecil penjual.
Praktik kartel ada di setiap negara, tidak kecuali Indonesia. Praktik seperti ini biasanya dilakukan dengan membentuk harga demi meraup untung sebanyak-banyaknya. Ketua Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) Tadjuddin Noer Said mengungkapkan, tidak mungkin ada negara yang di dalamnya tidak tidak melakukan kartel. Berdasarkan Data KPPU, sejak berdirinya, institusi tersebut sudah memutus perkara persaingan tidak sehat sebanyak 205 perkara. Menurut Kepala Humas KPPU, Junaidi kepada detikFinance, Kamis (2/8/2012), ada 5 kasus kartel terbesar yang telah diputuskan KPPU sebagai tindakan kartel.
5. Holding Company
Holding Company berfungsi sebagai perusahaan induk yang berperan merencanakan, mengkoordinasikan, mengkonsolidasikan, mengembangkan, serta mengendalikan dengan tujuan untuk mengoptimalkan kinerja perusahaan secara keseluruhan, termasuk anak perusahaan dan juga afiliasi-afiliasinya.
a. Struktur Organisasi Holding Company:
Perusahaan berbentuk Holding Company dapat memetik beberapa keuntungan. Jika ditilik dari sisi finansial, keuntungan yang dapat dipetik adalah kemampuan mengevaluasi dan memilih portfolio bisnis terbaik demi efektivitas investasi yang ditanamkan, optimalisasi alokasi sumber daya yang dimiliki, serta manajemen dan perencanaan pajak yang lebih baik. Sementara jika dilihat dari sisi Non Finansial terdapat sederet manfaat. Bentuk Holding Companymemungkinkan perusahaan membangun, mengendalikan, mengelola, mengkonsolidasikan serta mengkoordinasikan aktivitas dalam sebuah lingkungan multibisnis. Juga menjamin, mendorong, serta memfasilitasi perusahaan induk, anak-anak perusahaan, serta afiliasinya guna peningkatan kinerja. Yang tidak kalah pentingnya adalah membangun sinergi diantara perusahaan yang tergabung dalam Holding Company serta memberikan support demi terciptanya efisiensi. Dari sisi kepemimpinan juga terjadi institusionalisasi kepemimpinan individual ke dalam sistem. Langkah berikutnya perencanaan membangun Holding Company. Dalam tahap ini alasan-alasan yang mendasari rencana pendirian Holding Company harus dirumuskan secara jelas. Kepentingan stakeholder harus mendapat perhatian karena kepentingan serta pengaruh yang mereka miliki mempunyai dampak langsung terhadap aktivitas perusahaan. Demikian pula dengan aspek-aspek strategis seperti aspek finansial, struktur organisasi, dan sumber daya manusia. Setelah hal-hal diatas berhasil dirumuskan dengan jelas, barulah kemudian disusun roadmap pembentukan serta pengembangan Holding Company.
Fase berikutnya adalah pengendalian kinerja. Perlu disusun Sistem Pengendalian Manajemen (Management Control Sistem), yaitu sebuah sistem manajemen perusahaan terintegrasi yang digunakan dalam aktivitas perencanaan dan sesudahnya bagi aktivitas pengukuran, pengendalian, pemantauan, dan auditing guna tercapainya hasil yang diinginkan yang disertai dengan akuntabilitas yang transparan. Elemen-elemen yang terkandung di dalamnya meliputi struktur organisasi dengan peran serta tanggung jawab yang jelas, arus informasi, responsibility center, proses inplementasi, delegasi wewenang, serta audit.
Dan langkah terakhir yang tak boleh dilupakan adalah pengelolaan perubahan. Tahap ini terdiri dari resolusi konflik, promosi tata nilai dan perilaku yang diharapkan, penguatan spirit yang mendukung perubahan, serta perubahanparadigm.
Proses pembangunan dan pengelolaan Holding Company dilakukan melalui serangkaian tahapan. Langkah awal yang harus dilakukan adalah pemahaman seputar definisi, karakteristik, serta faktor-faktor kunci penunjang kesuksesan sebuah Holding Company.
b. Ciri – Ciri organisasi Holding Company:
· Memiliki induk perusahaan yaitu holding company itu sendiri; dan Memiliki anak perusahaan, yaitu badan-badan usaha yang dikuasainya,
· Menyerahkan pengelolaan bisnis yang dimilikinya pada manajemen yang terpisah,
· Membeli dan menguasai sebagian besar saham dari beberapa badan usaha lain,
· Mengendalikan semua jalannya proses usaha pada setiap badan usaha yang telah dikuasai saham, dan
· Kekayaan holding company diperoleh dari saham – saham dari masing – masing badan usaha yang dikuasainya. Hal ini bisa saja terjadi karena ada suatu perusahaan dalam kondisi yang baik secara finansial kemudian membeli saham–saham dari perusahaan lain atau terjadi pengambilalihan kekuasaan dan kekayaan dari suatu perusahaan ke Holding Company (Perusahaan Induk). Perlu diingat bahwa Holding Company sendiri adalah perusahaan induk yang memiliki saham pada beberapa anak perusahaan.
c. Manajemen Operasi Holding Company:
Untuk menjadi holding company satu perusahaan harus memiliki proporsi saham perusahaan lain yang cukup besar. Perusahaan lain yang berada di bawah pengendalian holding company disebut dengan anak perusahaan atau subsidiary company. Satu holding company dapat menguasai beberapa perusahaan lain dalam industry yang berbeda. Sebagai contoh satu holding company memiliki beberapa anak perusahaan yang bergerak di bidang otomotif, real estate, kimia dan obat-obatan, perkebunan, dan pertanian.
d. Holding company memiliki tiga keuntungan utama :
(1) Pengendalian dengan proporsi kepemilikan,
(2) Isolasi risiko, dan
(3) Pemisahan akuntansi dan hukum.
Pertama, melalui holding company satu perusahaan dalam melakukan pengendalian perusahaan lain hanya dengan membeli 20, 40, atau 50 persen saham perusahaan lain. Pengendalian operasi ini dapat juga dilakukan hanya dengan membeli katakanalah 25 persen saham perusahaan lain. Kedua, karena berbagai operasi perusahaan dalam holding company terpisah secara hukum, maka kewajiban satu unit anak perusahaan terpisah dengan anak perusahaan lainnya. Dengan demikian kegagalan satu unit usaha dapat di tutup oleh keberhasilan usaha lain. Namun demikian holding company mempunyai tanggung jawab terhadap seluruh anak perusahaanya. Kelebihan ketiga adalah adanya pemisahan secara hukum. Beberapa peraturan memudahkan perusahan yang sejenis untuk satu holding company. Sebagai contoh perusahaan asuransi, bank dan lembaga keuangan lain dimungkinkan untuk di bentuk satu holding company.
BAB III. KESIMPULAN
Organisasi adalah bentuk formal dari sekelompok manusia dengan tujuan individualnya masing - masing (gaji, kepuasan kerja, dll) yang bekerjasama dalam suatu proses tertentu untuk mencapai tujuan bersama (tujuan organisasi). Untuk Itu diperlukan beberapa tipe organisasi dalam pengembangan perusahaan tersebut.
Dalam menjalankan Perusahaannya, Organisasi yang berkembang tersebut menggunakan beberapa system untuk memajukan perusahaan mereka. Sistem organisasi berkembang yang dikenal adalah : join venture, holding company, dan go public.
Sistem organisasi yang berkembang tersebut memiliki kekurangan dan kelebihannya masing – masing yang menjadi tolak ukur setiap perusahaan memilih system pengerjaan perusahaannya sesuai dengan bidangnya masing – masing sehingga kekurangan dan kelebihan tersebut bisa di gunakan untuk memajukan kepentingan perusahaan itu sendiri.
DAFTAR PUSTAKA
http://cnugroho60.blogspot.com/2014/07/makalah-organisasi-yang-berkembang.html
http://arhaadesin.blogspot.com/2012/10/perusahaanorganisasi-yang-berkembang.html
http://www.scribd.com/doc/119062773/Organisasi-Yang-Berkembang
http://muhammadms.blogspot.com/2012/10/holding-company.html
http://desvia-elfishyhae.blogspot.com/2012/10/joint-venture.html
http://anggraenimercy.blogspot.com/2014/02/makalah-teori-organisasi-umum1.html
Sabtu, 20 Desember 2014
Minggu, 09 November 2014
Tugas 2 : Konflik dalam organisasi
KONFLIK
Konflik adalah suatu proses antara dua orang atau lebih dimana salah satu pihak berusaha menyingkirkan pihak lain dengan cara menghancurkannya atau membuatnya menjadi tidak berdaya.
Konflik itu sendiri merupakan situasi yang wajar dalam setiap masyarakat maupun yang tidak pernah mengalami konflik antar anggota atau antar kelompok masyarakat lainnya, konflik itu akan hilang bersamaan dengan hilangnya masyarakat itu sendiri.
Konflik yang dapat terkontrol akan menghasilkan integrasi yang baik, namun sebaliknya integrasi yang tidak sempurna dapat menciptakan suatu konflik.
Konflik menurut Robbinkonflik organisasi menurut Robbins (1996) adalah suatu proses interaksi yang terjadi akibat adanya ketidaksesuaian antara dua pendapat (sudut pandang) yang berpengaruh terhadap pihak-pihak yang terlibat baik pengaruh positif maupun pengaruh negatif.
Pandangan ini dibagi menjadi 3 bagian menurut Robbin yaitu :
1. Pandangan tradisional
Pandangan ini menyatakan bahwa konflik itu hal yang buruk, sesuatu yang negatif, merugikan, dan harus dihindari. Konflik ini suatu hasil disfungsional akibat komunikasi yang buruk, kurang kepercayaan, keterbukaan diantara orang-orang dan kegagalan manajer untuk tanggap terhadap kebutuhan dan aspirasi para karyawan tersebut.
2. Pandangan kepada hubungan manusia.
Pandangan ini menyatakan bahwa konflik dianggap sebagai sesuatu peristiwa yang wajar terjadi didalam suatu kelompok atau organisasi. Konflik dianggap sebagai sesuatu yang tidak dapat dihindari karena didalam kelompok atau organisasi pasti terjadi perbedaan pandangan atau pendapat. Oleh karena itu, konflik harus dijadikan sebagai suatu hal yang bermanfaat guna mendorong peningkatan kinerja organisasi tersebut.
3. Pandangan interaksionis.
Pandangan ini menyatakan bahwa mendorong suatu kelompok atau organisasi terjadinya suatu konflik. Hal ini disebabkan suatu organisasi yang kooperatif, tenang, damai dan serasi cenderung menjadi statis, apatis, tidak aspiratif dan tidak inovatif. Oleh karena itu, konflik perlu dipertahankan pada tingkat minimum secara berkelanjutan sehingga tiap anggota di dalam kelompok tersebut tetap semangat dan kreatif.
Jenis – Jenis Konflik :
Ada lima jenis konflik dalam kehidupan organisasi :
1. Konflik dalam diri individu, yang terjadi bila seorang individu menghadapi ketidakpastian tentang pekerjaan yang dia harapkan untuk melaksanakannya. Bila berbagai permintaan pekerjaan saling bertentangan, atau bila individu diharapkan untuk melakukan lebih dari kemampuannya.
2. Konflik antar individu dalam organisasi yang sama, dimana hal ini sering diakibatkan oleh perbedaan–perbedaan kepribadian.Konflik ini berasal dari adanya konflik antar peranan ( seperti antara manajer dan bawahan ).
3. Konflik antar individu dan kelompok, yang berhubungan dengan cara individu menanggapi tekanan untuk keseragaman yang dipaksakan oleh kelompok kerja mereka. Sebagai contoh, seorang individu mungkin dihukum atau diasingkan oleh kelompok kerjanya karena melanggar norma – norma kelompok.
4. Konflik antar kelompok dalam organisasi yang sama, karena terjadi pertentangan kepentingan antar kelompok atau antar organisasi.
5. Konflik antar organisasi, yang timbul sebagai akibat bentuk persaingan ekonomi dalam sistem perekonomian suatu negara. Konflik ini telah mengarahkan timbulnya pengembangan produk baru, teknologi, dan jasa, harga–harga lebih rendah, dan penggunaan sumber daya lebih efisien.
Sumber-Sumber Utama Penyebab Konflik Organisasi
Penyebab terjadinya konflik dalam organisasi, yaitu :
1. Perbedaan individu, yang meliputi perbedaan pendirian dan perasaan.
2. Perbedaan latar belakang kebudayaan sehingga membentuk pribadi-pribadi yang berbeda pula.
3. Perbedaan kepentingan individu atau kelompok.
4. Perubahan-perubahan nilai yang cepat dan mendadak dalam masyarakat.
5. Perbedaan pola interaksi yang satu dengan yang lainnya.
Teknik-Teknik Utama Untuk Memecahkan Konflik Organisasi
Ada beberapa cara untuk menangani konflik yaitu :
1. Introspeksi diri.
2. Mengevaluasi pihak-pihak yang terlibat.
3. Identifikasi sumber konflik.
Spiegel (1994) menjelaskan ada lima tindakan yang dapat kita lakukan dalam penanganan konflik :
a. Berkompetisi
Tindakan ini dilakukan jika kita mencoba memaksakan kepentingan sendiri di atas kepentingan pihak lain. Pilihan tindakan ini bisa sukses dilakukan jika situasi saat itu membutuhkan keputusan yang cepat, kepentingan salah satu pihak lebih utama dan pilihan kita sangat vital. Hanya perlu diperhatikan situasi menang – kalah (win-lose solution) akan terjadi disini. Pihak yang kalah akan merasa dirugikan dan dapat menjadi konflik yang berkepanjangan. Tindakan ini bisa dilakukan dalam hubungan atasan bawahan, dimana atasan menempatkan kepentingannya (kepentingan organisasi) di atas kepentingan bawahan.
b. Menghindari konflik
Tindakan ini dilakukan jika salah satu pihak menghindari dari situsasitersebut secara fisik ataupun psikologis. Sifat tindakan ini hanyalahmenunda konflik yang terjadi. Situasi menang kalah terjadi lagi disini.Menghindari konflik bisa dilakukan jika masing-masing pihak mencoba untuk mendinginkan suasana, mebekukan konflik untuk sementara. Dampak kurang baik bisa terjadi jika pada saat yang kurang tepat konflik meletus kembali, ditambah lagi jika salah satu pihak menjadi stres karena merasa masih memiliki hutang menyelesaikan persoalan tersebut.
c. Akomodasi
Yaitu jika kita mengalah dan mengorbankan beberapa kepentingan sendiriagar pihak lain mendapat keuntungan dari situasi konflik itu. Disebut jugasebagai self sacrifying behaviour. Hal ini dilakukan jika kita merasa bahwakepentingan pihak lain lebih utama atau kita ingin tetap menjaga hubungan baik dengan pihak tersebut.
Pertimbangan antara kepentingan pribadi dan hubungan baik menjadi hal yang utama di sini yaitu :
d. Kompromi
Tindakan ini dapat dilakukan jika ke dua belah pihak merasa bahwa kedua hal tersebut sama –sama penting dan hubungan baik menjadi yang utama.Masing-masing pihak akan mengorbankan sebagian kepentingannya untuk mendapatkan situasi menang-menang (win-win solution).
e. Berkolaborasi
Menciptakan situasi menang-menang dengan saling bekerja sama.Pilihan tindakan ada pada diri kita sendiri dengan konsekuensi dari masing-masing tindakan. Jika terjadi konflik pada lingkungan kerja, kepentingan dan hubungan antar pribadi menjadai hal yang harus kita pertimbangkan.
Konflik adalah suatu proses antara dua orang atau lebih dimana salah satu pihak berusaha menyingkirkan pihak lain dengan cara menghancurkannya atau membuatnya menjadi tidak berdaya.
Konflik itu sendiri merupakan situasi yang wajar dalam setiap masyarakat maupun yang tidak pernah mengalami konflik antar anggota atau antar kelompok masyarakat lainnya, konflik itu akan hilang bersamaan dengan hilangnya masyarakat itu sendiri.
Konflik yang dapat terkontrol akan menghasilkan integrasi yang baik, namun sebaliknya integrasi yang tidak sempurna dapat menciptakan suatu konflik.
Konflik menurut Robbinkonflik organisasi menurut Robbins (1996) adalah suatu proses interaksi yang terjadi akibat adanya ketidaksesuaian antara dua pendapat (sudut pandang) yang berpengaruh terhadap pihak-pihak yang terlibat baik pengaruh positif maupun pengaruh negatif.
Pandangan ini dibagi menjadi 3 bagian menurut Robbin yaitu :
1. Pandangan tradisional
Pandangan ini menyatakan bahwa konflik itu hal yang buruk, sesuatu yang negatif, merugikan, dan harus dihindari. Konflik ini suatu hasil disfungsional akibat komunikasi yang buruk, kurang kepercayaan, keterbukaan diantara orang-orang dan kegagalan manajer untuk tanggap terhadap kebutuhan dan aspirasi para karyawan tersebut.
2. Pandangan kepada hubungan manusia.
Pandangan ini menyatakan bahwa konflik dianggap sebagai sesuatu peristiwa yang wajar terjadi didalam suatu kelompok atau organisasi. Konflik dianggap sebagai sesuatu yang tidak dapat dihindari karena didalam kelompok atau organisasi pasti terjadi perbedaan pandangan atau pendapat. Oleh karena itu, konflik harus dijadikan sebagai suatu hal yang bermanfaat guna mendorong peningkatan kinerja organisasi tersebut.
3. Pandangan interaksionis.
Pandangan ini menyatakan bahwa mendorong suatu kelompok atau organisasi terjadinya suatu konflik. Hal ini disebabkan suatu organisasi yang kooperatif, tenang, damai dan serasi cenderung menjadi statis, apatis, tidak aspiratif dan tidak inovatif. Oleh karena itu, konflik perlu dipertahankan pada tingkat minimum secara berkelanjutan sehingga tiap anggota di dalam kelompok tersebut tetap semangat dan kreatif.
Jenis – Jenis Konflik :
Ada lima jenis konflik dalam kehidupan organisasi :
1. Konflik dalam diri individu, yang terjadi bila seorang individu menghadapi ketidakpastian tentang pekerjaan yang dia harapkan untuk melaksanakannya. Bila berbagai permintaan pekerjaan saling bertentangan, atau bila individu diharapkan untuk melakukan lebih dari kemampuannya.
2. Konflik antar individu dalam organisasi yang sama, dimana hal ini sering diakibatkan oleh perbedaan–perbedaan kepribadian.Konflik ini berasal dari adanya konflik antar peranan ( seperti antara manajer dan bawahan ).
3. Konflik antar individu dan kelompok, yang berhubungan dengan cara individu menanggapi tekanan untuk keseragaman yang dipaksakan oleh kelompok kerja mereka. Sebagai contoh, seorang individu mungkin dihukum atau diasingkan oleh kelompok kerjanya karena melanggar norma – norma kelompok.
4. Konflik antar kelompok dalam organisasi yang sama, karena terjadi pertentangan kepentingan antar kelompok atau antar organisasi.
5. Konflik antar organisasi, yang timbul sebagai akibat bentuk persaingan ekonomi dalam sistem perekonomian suatu negara. Konflik ini telah mengarahkan timbulnya pengembangan produk baru, teknologi, dan jasa, harga–harga lebih rendah, dan penggunaan sumber daya lebih efisien.
Sumber-Sumber Utama Penyebab Konflik Organisasi
Penyebab terjadinya konflik dalam organisasi, yaitu :
1. Perbedaan individu, yang meliputi perbedaan pendirian dan perasaan.
2. Perbedaan latar belakang kebudayaan sehingga membentuk pribadi-pribadi yang berbeda pula.
3. Perbedaan kepentingan individu atau kelompok.
4. Perubahan-perubahan nilai yang cepat dan mendadak dalam masyarakat.
5. Perbedaan pola interaksi yang satu dengan yang lainnya.
Teknik-Teknik Utama Untuk Memecahkan Konflik Organisasi
Ada beberapa cara untuk menangani konflik yaitu :
1. Introspeksi diri.
2. Mengevaluasi pihak-pihak yang terlibat.
3. Identifikasi sumber konflik.
Spiegel (1994) menjelaskan ada lima tindakan yang dapat kita lakukan dalam penanganan konflik :
a. Berkompetisi
Tindakan ini dilakukan jika kita mencoba memaksakan kepentingan sendiri di atas kepentingan pihak lain. Pilihan tindakan ini bisa sukses dilakukan jika situasi saat itu membutuhkan keputusan yang cepat, kepentingan salah satu pihak lebih utama dan pilihan kita sangat vital. Hanya perlu diperhatikan situasi menang – kalah (win-lose solution) akan terjadi disini. Pihak yang kalah akan merasa dirugikan dan dapat menjadi konflik yang berkepanjangan. Tindakan ini bisa dilakukan dalam hubungan atasan bawahan, dimana atasan menempatkan kepentingannya (kepentingan organisasi) di atas kepentingan bawahan.
b. Menghindari konflik
Tindakan ini dilakukan jika salah satu pihak menghindari dari situsasitersebut secara fisik ataupun psikologis. Sifat tindakan ini hanyalahmenunda konflik yang terjadi. Situasi menang kalah terjadi lagi disini.Menghindari konflik bisa dilakukan jika masing-masing pihak mencoba untuk mendinginkan suasana, mebekukan konflik untuk sementara. Dampak kurang baik bisa terjadi jika pada saat yang kurang tepat konflik meletus kembali, ditambah lagi jika salah satu pihak menjadi stres karena merasa masih memiliki hutang menyelesaikan persoalan tersebut.
c. Akomodasi
Yaitu jika kita mengalah dan mengorbankan beberapa kepentingan sendiriagar pihak lain mendapat keuntungan dari situasi konflik itu. Disebut jugasebagai self sacrifying behaviour. Hal ini dilakukan jika kita merasa bahwakepentingan pihak lain lebih utama atau kita ingin tetap menjaga hubungan baik dengan pihak tersebut.
Pertimbangan antara kepentingan pribadi dan hubungan baik menjadi hal yang utama di sini yaitu :
d. Kompromi
Tindakan ini dapat dilakukan jika ke dua belah pihak merasa bahwa kedua hal tersebut sama –sama penting dan hubungan baik menjadi yang utama.Masing-masing pihak akan mengorbankan sebagian kepentingannya untuk mendapatkan situasi menang-menang (win-win solution).
e. Berkolaborasi
Menciptakan situasi menang-menang dengan saling bekerja sama.Pilihan tindakan ada pada diri kita sendiri dengan konsekuensi dari masing-masing tindakan. Jika terjadi konflik pada lingkungan kerja, kepentingan dan hubungan antar pribadi menjadai hal yang harus kita pertimbangkan.
Pengertian Komunikasi
Komunikasi adalah suatu proses
penyampaian informasi (pesan, ide, gagasan) dari satu pihak kepada
pihak lain. Pada umumnya, komunikasi dilakukan secara lisan atau verbal yang
dapat dimengerti oleh kedua belah pihak. apabila tidak ada bahasa verbal yang
dapat dimengerti oleh keduanya, komunikasi masih dapat dilakukan dengan
menggunakan gerak-gerik badan, menunjukkan sikap tertentu, misalnya tersenyum,
menggelengkan kepala, mengangkat bahu. Cara seperti ini disebut komunikasi
nonverbal. Ada beberapa ilmuwan menanfsirkan pengertian komunikasi diantaranya
Raymond Ross
Komunikasi adalah proses menyortir,
memilih, dan pengiriman simbol-simbol sedemikian rupa agar membantu pendengar
membangkitkan respons/ makna dari pemikiran yang serupa dengan yang dimaksudkan
oleh komunikator.
Gerald R. Miller
Komunikasi terjadi saat satu sumber
menyampaikan pesan kepada penerima dengan niat sadar untuk memengaruhi perilaku
mereka.
Unsur – unsur komunikasi
a. Lingkungan komunikasi
Lingkungan (konteks) komunikasi
memiliki 3 (tiga) komponen penting yaitu :
Fisik, adalah ruang dimana komunikasi
berlangsung yang nyata atau berwujud. Maksudnya adalah komunikasi bersifat
nyata dan real sehingga dikatakan mempunyai tampilan fisik, baik berupa suara
maupun gerakan-gerakan sebagai tanda.
Sosial-psikoilogis, meliputi, misalnya
tata hubungan status di antara mereka yang terlibat, peran yang dijalankan
orang, serta aturan budaya masyarakat di mana mereka berkomunikasi. Lingkungan
atau konteks ini juga mencakup rasa persahabatan atau permusuhan, formalitas
atau informalitas, serius atau senda gurau.
Temporal (waktu), mencakup waktu dalam hitungan
jam, hari, atau sejarah dimana komunikasi berlangsung.
Ketiga komponen komuniasi tersebut
saling berinteraksi satu dengan yang lainnya, masing-masing mempengaruhi dan
dipengaruhi.
b. Enkoding-Dekoding
Dalam ilmu komunikasi kita menamai
tindakan menghasilkan pesan (misalnya, berbicara atau menulis) sebagai enkoding
(encoding). Dengan menuangkan gagasan-gagasan kita ke dalam gelombang suara
atau ke atas selembar kertas, kita menjelmakan gagasan-gagasan tadi ke dalam
kode tertentu. Jadi, kita melakukan enkoding.
Kita menamai tindakan menerima pesan
(misalnya, mendengarkan atau membaca) sebagai dekoding (decoding). Dengan
menerjemahkan gelombang suara atau kata-kata di atas kertas menjadi gagasan,
anda menguraikan kode tadi. Jadi, anda melakukan dekoding.
Oleh karenanya kita menamai pembicara
atau penulis sebagai enkoder (encoder), dan pendengar atau pembaca sebagai
dekoder (decoder). Seperti halnya sumber-penerima, kita menuliskan
enkoding-dekoding sebagai satu kesatuan yang tak terpisahkan untuk menegaskan
bahwa anda menjalankan fungsi-fungsi ini secara simultan. Ketika anda berbicara
(enkoding), anda juga menyerap tanggapan dari pendengar (dekoding).
c. Sumber Penerima
Sumber penerima sebagai satu kesatuan
yang tak terpisahkan untuk menegaskan bahwa setiap orang yang terlibat dalam
komunikasi adalah sumber (komunikator) kaligus penerima (komunikan). Anda
mengirimkan pesan ketika anda berbicara, menulis, atau memberikan isyarat
tubuh. Anda menerima pesan dengan mendengarkan, membaca, membaui, dan sebagainya.
Tetapi, ketika anda mengirimkan pesan,
anda juga menerima pesan. Anda menerima pesan anda sendiri (anda mendengar diri
sendiri, merasakan gerakan anda sendiri, dan melihat banyak isyarat tubuh anda
sendiri) dan anda menerima pesan dari orang lain (secara visual, melalui
pendengaran, atau bahkan melalui rabaan dan penciuman). Ketika anda berbicara
dengan orang lain, anda memandangnya untuk mendapatkan tanggapan (untuk
mendapatkan dukungan, pengertian, simpati, persetujuan, dan sebagainya). Ketika
anda menyerap isyarat-isyarat non-verbal ini, anda menjalankan fungsi penerima.
d. Kompetensi Komunikasi
Kompetensi komunikasi mengacu pada
kemampuan anda untuk berkomunikasi secara efektif (Spitzberg dan Cupach, 1989).
Kompetensi ini mencakup hal-hal seperti pengetahuan tentang peran lingkungan
(konteks) dalam mempengaruhi kandungan (content) dan bentuk pesan komunikasi
(misalnya, pengetahuan bahwa suatu topik mungkin layak dikomunikasikan kepada
pendengar tertentu di lingkungan tertentu, tetapi mungkin tidak layak bagi
pendengar dan lingkungan yang lain). Pengetabuan tentang tatacara perilaku
nonverbal (misalnya kepatutan sentuhan, suara yang keras, serta kedekatan
fisik) juga merupakan bagian dari kompetensi komunikasi.
Dengan meningkatkan kompetensi anda, anda
akan mempunyai banyak pilihan berperilaku. Makin banyak anda tahu tentang
komunikasi (artinya, makin tinggi kompetensi anda), makin banyak pilihan, yang
anda punyai untuk melakukan komunikasi sehari-hari. Proses ini serupa dengan
proses mempelajari perbendaharaan kata: Makin banyak kata anda ketahui
(artinya, makin tinggi kompetensi perbendaharaan kata anda), makin banyak cara
yang anda miliki untuk mengungkapkan diri.
e. Feed Back
Umpan balik adalah informasi yang
dikirimkan balik ke sumbernya. Umpan balik dapat berasal dari anda sendiri atau
dari orang lain. Dalam diagram universal komunikasi tanda panah dari satu
sumber-penerima ke sumber-penerima yang lain dalam kedua arah adalah umpan
balik. Bila anda menyampaikan pesan misalnya, dengan cara berbicara kepada
orang lain anda juga mendengar diri anda sendiri. Artinya, anda menerima umpan
balik dari pesan anda sendiri. Anda mendengar apa yang anda katakan, anda
merasakan gerakan anda, anda melihat apa yang anda tulis.
Selain umpan balik sendiri ini, anda menerima
umpan balik dari orang lain. Umpan balik ini dapat datang dalam berbagai
bentuk: Kerutan dahi atau senyuman, anggukan atau gelengan kepala, tepukan di
bahu atau tamparan di pipi, semuanya adalah bentuk umpan balik.
f. Gangguan
Gangguan (noise) adalah gangguan dalam
komunikasi yang mendistorsi pesan. Gangguan menghalangi penerima dalam menerima
pesan dan sumber dalam mengirimkan pesan. Gangguan dikatakan ada dalam suatu
sistem komunikasi bila ini membuat pesan yang disampaikan berbeda dengan pesan
yang diterima.
Gangguan ini dapat berupa gangguan fisik
(ada orang lain berbicara), psikologis (pemikiran yang sudah ada di kepala
kita), atau semantik (salah mengartikan makna).
Tabel dibawah menyajikan ketiga
macam gangguan ini secara lebih rinci.
Macam
|
Definsi
|
Contoh
|
Fisik
|
Interferensi dengan transmisi fisik
isyarat atau pesan lain
|
Desingan mobil yang lewat, dengungan
komputer, kacamata
|
Psikollogis
|
Interferensi kognitif atau mental
|
Prasangka dan bias pada
sumber-penerima, pikiran yang sempit
|
Semantik
|
Pembicaraan dan pendengar memberi arti
yang berlainan
|
Orang berbicara dengan bahasa yang
berbeda, menggunakan jargon atau istilah yang terlalu rumit yang tidak
dipahami pendengar
|
Gangguan dalam komunikasi tidak
terhindarkan. Semua komunikasi mengandung gangguan, dan walaupun kita tidak
dapat meniadakannya samasekali, kita dapat mengurangi gangguan dan dampaknya.
Menggunakan bahasa yang lebih akurat, mempelajari keterampilan mengirim dan
menerima pesan nonverbal, serta meningkatkan keterampilan mendengarkan dan
menerima serta mengirimkan umpan balik adalah beberapa cara untuk menanggulangi
gangguan.
g. Saluran
Saluran komunikasi adalah media yang
dilalui pesan. Jarang sekali komunikasi berlangsung melalui hanya satu saluran,
kita menggunakan dua, tiga, atau empat saluran yang berbeda secara simultan.
Sebagai contoh, dalam interaksi tatap muka kita berbicara dan mendengarkan
(saluran suara), tetapi kita juga memberikan isyarat tubuh dan menerima isyarat
ini secara visual (saluran visual). Kita juga memancarkan dan mencium bau-bauan
(saluran olfaktori). Seringkali kita saling menyentuh, ini pun komunikasi
(saluran taktil).
h. Pesan
Pesan dalam komunikasi dapat mempunyai
banyak bentuk. Kita mengirimkan dan menerima pesan ini melalui salah satu atau
kombinasi tertentu dari panca indra kita. Walaupun biasanya kita menganggap
pesan selalu dalam bentuk verbal (lisan atau tertulis), ini bukanlah
satu-satunya jenis pesan. Kita juga berkomunikasi secara nonverbal (tanpa
kata). Sebagai contoh, busana yang kita kenakan, seperti juga cara kita
berjalan, berjabatan tangan, menggelengkan kepala, menyisir rambut, duduk, dan.
tersenyum. Pendeknya, segala hal yang kita ungkapkan dalam melakukan
komunikasi.
Hambatan-hambatan
dalam komunikasi
1. Mendengar. Biasanya kita mendengar
apa yang ingin kita dengar. Banyak hal atau informasi yang ada di sekeliling
kita, namun tidak semua yang kita dengar dan tanggapi. Informasi yang menarik
bagi kita, itulah yang ingin kita dengar.
2. Mengabaikan informasi yang
bertentangan dengan apa yang kita ketahui.
3. Menilai sumber. Kita cenderung
menilai siapa yang memberikan informasi. Jika ada anak kecil yang memberikan
informasi tentang suatu hal, kita cenderung mengabaikannya.
4. Persepsi yang berbeda. Komunikasi
tidak akan berjalan efektif, jika persepsi si pengirim pesan tidak sama dengan
si penerima pesan. Perbedaan ini bahkan bisa menimbulkan pertengkaran, diantara
pengirim dan penerima pesan.
5. Kata yang berarti lain bagi orang
yang berbeda. Kita sering mendengar kata yang artinya tidak sesuai dengan
pemahaman kita. Seseorang menyebut akan datang sebentar lagi, mempunyai arti
yang berbeda bagi orang yang menanggapinya. Sebentar lagi bisa berarti satu
menit, lima menit, setengah jam atau satu jam kemudian.
6. Sinyal nonverbal yang tidak konsisten.
Gerak-gerik kita ketika berkomunikasi – tidak melihat kepada lawan bicara,
tetap dengan aktivitas kita pada saat ada yang berkomunikasi dengan kita-,
mampengaruhi porses komunikasi yang berlangsung.
7. Pengaruh emosi. Pada keadaan marah,
seseorang akan kesulitan untuk menerima informasi. apapun berita atau informasi
yang diberikan, tidak akan diterima dan ditanggapinya.
8. Gangguan. Gangguan ini bisa berupa
suara yang bising pada saat kita berkomunikasi, jarak yang jauh, dan lain
sebagainya.
A.
Pengertian koordinasi
Menurut
G.R. Terry
Koordinasi adalah suatu usaha yang
sinkron dan teratur untuk menyediakan jumlah dan waktu yang tepat, dan
mengarahkan pelaksanaan untuk menghasilkan suatu tindakan yang seragam dan
harmonis pada sasaran yang telah ditentukan. Sedangkan menurut E.F.L. Brech,
koordinasi adalah mengimbangi dan menggerakkan tim dengan memberikan lokasi
kegiatan pekerjaan yang cocok dengan masing-masing dan menjaga agar kegiatan
itu dilaksanakan dengan keselarasan yang semestinya di antara para anggota itu
sendiri (Hasibuan, 2007:85).
Menurut
Mc. Farland
Koordinasi adalah suatu proses di mana
pimpinan mengembangkan pola usaha kelompok secara teratur di antara bawahannya
dan menjamin kesatuan tindakan di dalam mencapai tujuan bersama.
Handoko
Koordinasi (coordination)
sebagai proses pengintegrasian tujuan-tujuan dan kegiatan-kegiatan pada
satuan-satuan yang terpisah (departemen atau bidang-bidang fungsional)
suatu
organisasi untuk mencapai tujuan organisasi secara efisien.
Sumber :
Jumat, 17 Oktober 2014
Teori Organisasi Umum
Pengertian Organisasi
Apa sih
organisasi itu? Organisasi buat apa sih? Nah, dibawah ini akan saya jelaskan
apa itu organisasi.
I. Definisi Organisasi
Organisasi adalah
sekelompok orang dalam suatu wadah untuk mewujudkan suatu tujuan bersama.
Beberapa pengertian mengenai organisasi menurut para ahli diantaranya adalah
sebagai berikut :
1. Stoner mengatakan bahwa
organisasi adalah suatu pola hubungan-hubungan yang melalui mana orang-orang di
bawah pengarahan atasan mengejar tujuan bersama
2. James D .mooney mengemukakan
bahwa organisasi adalah bentuk setiap perserikatan manusia untuk mencapai
tujuan bersama
3. Chester I bernard berpendapat
bahwa organisasi adalah merupakan suatu sistem aktivitas kerja sama yang
dilakukan oleh dua orang atau lebih
4. Stephen P. Robbinss menyatakan
bahwa Organisasi adalah kesatuan (entity) sosial yang dikoordinasikan secara
sadar, dengan sebuah batasan yang relatif dapat diidentifikasi, yang bekerja
atas dasar yang relatif terus menerus untuk mencapai suatu tujuan bersama atau
sekelompok tujuan.
Dalam arti manajemen organisasi memiliki
beberapa pengertian yakni dalam arti badan dan dalam arti bagan,dalam arti
badan organisasi memiliki arti sebagai kelompok orang yang bekerja sama untuk
mencapai suatu tujuan namun dalam arti bagan organisasi memiliki arti sebagai
gambaran sekematis tentang hubungan kerjasama dari orang yang melakukan
hubungan demi mencapai tujuan.
II. Syarat-syarat terbentuknya organisasi
Organisasi yang terbentuk harus memiliki
visi maupun misi agar pergerakan organisasi dapat terarah dan jelas mau
dibawa kemana perkumpulan tersebut dan disamping itu keselarasan tujuan pun
merupakan faktor terpenting dalam perjalanan sebuah organisasi. Apabila salah satu
anggota dari organisasi tidak selaras atau sejalan dengan tujuan organisasi
maka kegagalan organisasi akan terjadi.
Di samping visi, misi serta keselarasan
tujuan syarat-syarat terbentuknya suatu organisasi adalah adanya struktur
jabatan atau umumnya dikenal dengan struktur organisasi yakni adanya penerapan
posisi atau kedudukan yang jelas dari setiap individu atau anggota yang terkait
dalam organisasi contoh pemimpin, asisten pemimpin, bawahan atau karyawan dan
sebagainya. Selanjutnya syarat terbentuknya organisasi yang terakhir adalah
adanya pembagian kerja yang jelas jadi setelah struktur terbentuk disitulah
akan terbentuk pula pembagian kerja yang jelas yakni adanya bidang pekerjaan
yang menjadi tanggung jawab bagi setiap anggota kelompok atau individu yang
telah ditetapkan peranannya dalam organisasi. Jadi ada syarat terbentuknya
organisasi mencakup :
1. Adanya visi dan misi
2. Keselarasan tujuan
3. Adanya struktur jabatan dan
4. Adanya pembagian kerja.
III. Macam-macam organisasi
Berdasarkan bentuknya organisasi dapat di klasifikasikan kedalam 4 jenis
yakni :
1. Organisasi garis
Merupakan bentuk organisasi yang
tertua,paling sederhana,organisasinya terbilang masih kecil,jumlah karyawan
masih sedikit sehingga saling mengenal satu sama lain dengan baik dan
spesialisasi kerjanya belum tinggi.
2. Organisasi garis dan staff
Bentuk organisasi ini dipakai oleh
organisasi besar, cakupan kerjanya luas, bidang tugas yang dikerjakan beraneka
ragam dan rumit kemudian karyawan yang dimiliki banyak.
3. Organisasi fungsional
Bentuk organisasi yang dibentuk atas dasar
fungsi-fungsi yang dijalankan,organisasi ini di terapkan pada perusahaan yang
pembagian tugasnya dapat dibedakan secara jelas.
4. Organisasi panitia
Organisasi yang terbentuk hanya untuk
sementara waktu saja,setelah tugas selesai maka selesailah organisasi tersebut.
Kemudian di bawah ini jenis organisasi berdasarkan banyaknya pemimpin :
a. Organisasi proyek
Organisasi yang membentuk team-team
spesialisasi untuk mencapai tujuan khusus, manjer proyek mempunyai wewenang
untuk memimpin para anggota team selama jangka waktu proyek, jika telah selesai
maka akan dibubarkan organisasi tersebut.
b. Organisasi matrik
Organisasi ini seraya dengan organisasi
proyek namun yang membedakannya dengan proyek adalah organisasi matriks dimana
karyawan memiliki dua atasan yang memiliki wewenang berbeda.
Namun secara umum organisasi dibedakan
dalam beberapa jenis diantaranya :
1. Organisasi kemasyarakatan/social
2. Organisasi kemahasiswaan
3. Organisasi politik
4. Organisasi dunia/kenegaraan dan sebagainya.
IV. Contoh organisasi
Dari penjelasan yang
telah diterangkan diatas maka saya akan memberikan contoh suatu organisasi
yakni organisasi kemahasiswaan contohnya OSIS pada sekolah menengah atau BEM
pada perguruan tinggi, organisasi-organisasi tersebut bisa dikatakan salah satu
dari organisasi garis karena cakupan tidak luas hanya pada lingkungannya saja
hanya berkutak diwilayahnya saja namun khusus untuk BEM bisa dikatakan
organisasi garis dan staff karena BEM biasanya terdiri dari anggota yang
berasal dari berbagai fakultas, jurusan yang berbeda, wilayah kampus yang
berbeda sehingga jangkauannya luas.
Macam-macam bentuk bagan dalam organisasi
BAGAN BAGAN ORGANISASI
Dalam setiap
organisasi pastilah ada yang namanya struktur, yaitu bagan untuk menentukan
penyusunan sebuah jabatan yang tertinggi sampai yang terendah maupun
sama/sederajat. Di bawah ini adalah beberapa contoh umum dari beberapa bentuk
struktur, diantaranya yaitu :
a)
Bagan Horizontal
Dikatakan
sebagai bagan horizontal karena bagan ini menuliskan tingkatan jabatannya
kesamping. Seperti contoh gambar bagan dibawah ini.
b)
Bagan Vertikal
Bagan
struktur ini adalah kebalikan dari bagan horizontal yang menyamping, tetapi
bagan ini meluas kebawah. Semakin banyak jabatan dalam perusahaan maka struktur
bagan ini akan semakin meluas ke bawah seperti contoh gambar bagan di bawah
ini.
c) Bagan Piramid
Bagan ini
adalah bagan yang paling mudah dibuat dari bentuk-bentuk bagan yang lain.
Karena pada bagan ini berbentuk piramid, dimana urutan jabatan yang paling
tertinggi di bagian yang paling atas (TOP). Dan yang jabatannya tidak
terlalu rendah, diletakkan di bagian tengan bagan (middle). Dan
jabatan yang papling rendah, di letakkan pada bagan yang paling bawah pula (low).
Seperti contoh bagan struktur di bawah ini :
|
|
|
Bagan
Lingkaran
Bagan Struktur yang berbentuk Lingkaran
Bagan ini jarang sekali kita jumpai dalam pembentukan bagan struktur yang
biasanya. Bagan ini berbentuk lingkaran, dimana setiap jabatan dengan jabatan
lainnya itu membentuk sebuah lingkaran. Dan semakin banyak jabatan terbuat,
maka semakin besar pula diameter pada bagan ini. Lihat contoh bagan
lingkaran di bawah ini :
Kerjasama
dibagi menjadii 4 :
Contoh: Di
dalam suatu desa, masyarakat menghargai agama satu dengan agama lainnya.
Misalnya yang beragama Kristen tidak berisik ketika jam sholat magrib atau
seorang Islam membantu warga Kristen yang sedang terkena musibah. Contoh real
yang lain, adanya doa bersama yang digelar untuk berdoa untuk pemberantasan
korupsi di Indonesia. Doa dijalankan serempak di tempat yang sama , namun
dengan caranya masing-masing
Contoh:
Saat melamar di perusahaan, standar gaji yang diberikan 1.5 juta, namun
kita menawar agar gaji dnaikan menjadi 2 juta karena kita memiliki kualifikasi
yang dibutuhkan mereka
Contoh:
Partai politik yang mencoba untuk menanamkan suatu unsur baru dalam
beberapa gerakan mahasiswa agar gerakan mahasiswa tersebut secara tidak
langsung bergerak dibawah naungan parpol tersebut
Contoh:
Bergabungnya beberapa partai kecil dengan pendukung yang sedikit menjadi satu
buah partai, sehingga pendukungnya pun bergabung menjadi lebih banyak.
Contoh:
Toyota dengan Astra Motor membentuk Toyota Astra Motor
|
Langganan:
Postingan (Atom)